https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU4RBGiyjw8gLMp5A_IkA5Diomb1MFNnv1DXFBRORKMagGKG8jH_zQZZqLjl54tRYzjU8RgKl06A8Eq9UW1tX2ZjXwbl6bKq25qmnyPUYjIqv58E6ptI9N3OIe-eeF_0484CLyaL6H1CQy/s800/skull-fire-monozcore.png Man Syah: RANGKUMAN JURNAL BIOINFORMATIKA

Selasa, 07 Juni 2016

RANGKUMAN JURNAL BIOINFORMATIKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Bioinformatika adalah aplikasi dari alat komputasi dan analisis untuk menginterpretasikan data-data biologi. Bioinformatika berkembang menjadi kajian yang memadukan disiplin ilmu biologi molekul, matematika dan teknik informasi. Kajian bioinformatika tidak lepas dari perkembangan biologi molekul modern yang ditandai dengan kemampuan manusia untuk memahami genom, yaitu cetak biru informasi genetik yang menentukan sifat setiap makhluk hidup yang disandi dalam bentuk pita molekul DNA (asam deoksiribonukleat). Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi kode genetik DNA ini sangat didukung oleh teknologi informasi melalui perangkat-perangkat keras maupun lunak.
Bioteknologi modern ditandai dengan kemampuan para ahli dalam memanipulasi DNA. Untai DNA yang mengkode protein disebut gen. Gen ditranskripsikan menjadi mRNA, kemudian mRNA ditranslasikan menjadi protein. Protein sebagai produk akhir berperan menunjang seluruh proses kehidupan, antara lain sebagai katalis reaksi biokimia dalam tubuh (enzim), berperan serta dalam sistem pertahanan tubuh (antibodi), menyusun struktur tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki (protein keratin menyusun rambut; protein aktin, miosin dan sebagainya membentuk otot). Arus informasi dari DNA ke RNA kemudian protein disebut dogma sentral dalam biologi molekul.
Saat ini terdapat milyaran data nukleotida tersimpan dalam basis data DNA dari bank-bank gen di AS, Inggris, dan Jepang. Pada beberapa tahun terakhir, telah terjadi ledakan dalam jumlah informasi biologis yang tersedia. Jumlah berbagai basis data melipat ganda setiap 15 bulan dan tersedia data sekuen genom lengkap lebih dari 100 organisme.


1.2.            Perumusan Masalah
Dalam penulisan ini terdapat beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.      Materi penulisan ini menganalisa dari 3 jurnal dengan judul :
·         Analisis Bioinformatika Berbasis WEB untuk Eksplorasi Enzim Kitosanase Berdasarkan Kemiripan Sekuens
·         Penentuan Spesies Bakteri Pseudomonas Dan Analisis Phylogenetic Tree Secara Bioinformatika
·         Analisis Kadar Protein dan Identifikasi Asam Amino pada Ikan Patin (Pangasius djambal)



1.3.            Tujuan Penulisan
Terdapat beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui perkembangan teknologi yang berkaitan dengan kedokteran
2.      Untuk merangkum 3 jurnal tentang bioinformatika





BAB II
PEMBAHASAN


2.1.            Jurnal 1
·         Judul
Analisis Bioinformatika Berbasis WEB untuk Eksplorasi Enzim Kitosanase Berdasarkan Kemiripan Sekuens

·         Penulis
Vanny Narita, Arif Lelono Arum, Siti Isnaeni, Nuri Y. Fawzya

·         Uraian
Metode bioinformatik berbasis web digunakan untuk mencari anotasi (penamaan), pemetaan genome, dan analisis sekuen lanjut lainnya yang dijalankan secara online melalui program yang tersedia secara gratis di web. Keunggulan metode tersebut adalah hemat dan dapat menjadi penelitian pendahuluan sebelum percobaan secara nyata dilakukan. Penelitian bioinformatik berbasis web ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi enzim kitosanase dengan program berbasis web, dengan menggunakan potongan sekuen 16S ribosomal RNA (16S rRNA). Analisis yang dilakukan adalah untuk mencari tahu apakah sekuen tersebut telah ada di Gene Bank atau merupakan strain baru khas Indonesia yang belum terpublikasi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu memberikan anotasi (penamaan) untuk strain baru yang memudahkan analisis sekuen DNA dan protein secara lebih lanjut. Kitosanase adalah sekelompok enzim yang mencerna kitosan tetapi bukan kitin. Menurut Enzyme Commission definisi kitosanase sendiri adalah enzim yang mampu melakukan endohidrolisis ikatan beta-1,4 antarresidu Dglukosamin menjadi kitosan terasetilasi sebagian. Enzim ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara karbon dan nitrogen yang terjebak sebagai kitin terlarut dalam biomassa. Di bidang kesehatan, kitosanase dari jamur patogen telah terbukti menjadi faktor virulensi putatif, dan dapat memainkan peran penting dalam menginfeksi inang.

·         Hasil
Berdasarkan dua database yang digunakan, diperoleh beberapa bakteri, namun semuanya tidak terdata sebagai bakteri penghasil kitosanase. Bakteri tersebut juga tidak menunjukkan kemiripan yang identik dengan sampel. Oleh karena itu, sampel berpeluang menjadi strain baru asli Indonesia yang belum terpublikasi.


2.2.            Jurnal 2
·         Judul
Penentuan Spesies Bakteri Pseudomonas Dan Analisis Phylogenetic Tree Secara Bioinformatika

·         Penulis
Yoyon Suyono

·         Uraian
Bahan yang digunakan meliputi Buffered Pepton Wáter (Difco), NaCl (e Merck), Alkohol (e Merck), Pseudomonas Isolation Agar (PIA) (Difco), Casamino Acid Media (Difco) dan Alumunium Foil. Peralatan meliputi wadah contoh (bahan dari gelas dan plastik), alat sampling, timbangan analitik, timbangan top loading, cawan petri, jarum ose, pipet tetes, pipet ukur, botol pengencer, tabung reaksi, labu ukur, gelas kimia, erlenmeyer, oven, inkubator, autoklaf, bunsen, hot plate stirer, laminar flow, pinset, pH meter dan termometer.
Prosedur penelitian meliputi pengambilan contoh tanah di salah satu industri untuk isolasi bakteri (sesuai prosedur pengambilan contoh tanah untuk analisa mikroba, 2004, Balai Penelitian Tanah, Jawa Barat). Isolasi bakteri, ditimbang 25 g contoh tanah kemudian dilarutkan dalam 225 ml Buffered Pepton Wáter. Larutan contoh diencerkan sampai 5 kali pengenceran (10-5) kemudian diambil 1 ml dari masing-masing pengenceran bahan untuk dicampurkan dengan Pseudomonas Isolation Agar pada cawan petri dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam dengan posisi cawan petri terbalik. Setelah diinkubasi diamati pertumbuhan bakteri dan dipindahkan koloni yang terpisah menggunakan jarum ose ke dalam media Casamino Acid Media agar miring dan diinkubasi 48 jam hingga diperoleh bakteri tunggal (isolat murni). Isolat murni yang dihasilkan di analisa genetika (16S rRNA) di Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT Serpong, Tangerang Banten.

·         Hasil
Studi bioinfomatika terhadap hasil PCR-I6S rRNA meliputi studi kemiripan sekuen yang ada pada database menggunakan Basic Local Aligment Search Tool (BLAST) di situs NCBI secara on line, sekuen yang diperoleh disimpan dalam format FASTA pada notepade selanjutnya di alignment menggunakan Clustal W di situs EMBLEBI secara on line dan divisualisasikan dalam bentuk phylogenetic tree menggunakan program TreeView yang diunduh dari situs “http://taxonomy.- zoology.gla.ac.uk/rod/treeview.html” secara off line.


2.3.            Jurnal 3
·         Judul
Analisis Kadar Protein dan Identifikasi Asam Amino pada Ikan Patin (Pangasius djambal)

·         Penulis
Meirinda Hermiastuti

·         Uraian
Ikan Patin (P. djambal) merupakan salah satu spesies ikan air tawar dari jenis Pangasidae yang memiliki kadar protein tinggi (14,53%). Tingginya kadar protein dipengaruhi oleh asupan pakan yang dikonsumsi ikan. Azolla pinnata dan probiotik, umum ditambahkan bersama pakan ikan. A. Pinnata (matalele) merupakan tumbuhan dari jenis paku air yang memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap, sedangkan probiotik merupakan mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi kesehatan dan kehidupan inang. Pemberian probiotik dalam pakan, berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi pakan dalam saluran pencernaan, sehingga akan sangat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan. Berdasarkan keterangan diatas, timbul pemikiran bahwa asupan pakan ikan berupa A. pinnata dan probiotik akan memberikan perbedaan kandungan protein dan asam amino dalam daging ikan patin. Penelitian ini dirancang untuk menganalisis kandungan kadar protein menggunakan metode Kjeldahl dan identifikasi jenis asam amino menggunakan alat LC-MS. Pada penelitian ini sampel ikan yang diperoleh dari tim PMW Universitas Jember 2012, merupakan ikan patin yang telah diberi perlakuan variasi pakan. Terdapat tiga variasi pakan yang telah dilakukan, antara lain: pellet; pellet dan tambahan pakan A. Pinnata; serta pellet dicampur probiotik. Variasi pakan ini ix memberikan perbedaan kadar protein kasar pada dagingnya berturut-turut adalah 14,62%; 13,35%; 15,74%. Perbedaan kadar protein pada daging ikan, menunjukkan bahwa jenis pakan berpengaruh dalam produksi protein pada ikan. Isolasi protein dilakukan dengan metode alkali-aided protein extraction pada kecepatan 12000 rpm dan pH 10,5. Isolat protein yang diperoleh dihirolisis dengan HCl 6 N dan hasilnya dianalisis dengan LC-MS (Liquid Chromatography-Mass Spectrofotometer). Untuk konfirmasi proses hidrolisis protein digunakan metode Bradford.

·         Hasil
Hasil analisis LC-MS menunjukkan bahwa jenis asam amino penyusun protein ikan patin yang diberi perlakuan variasi pakan hampir sama. Terdapat 13 asam amino penyusun protein pada ikan patin yang diberi pakan pellet dengan asam amino dominannya triptofan. Ikan patin yang diberi pakan pellet dan tambahan A. pinnata mengandung 14 jenis asam amino dan kandungan asam amino yang dominan adalah asparagin. Sementara itu ikan patin yang diberi pakan pellet dicampur probiotik mengandung 13 jenis asam amino dan asam glutamat adalah asam amino yang dominan.





BAB III
KESIMPULAN


Setelah melakukan analisa dan merangkum 3 jurnal tentang bioinformatika dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Penggunaan teknologi bioinformatika dari ketiga jurnal tersebut ditujukan untuk mengeksplorasi  unsure-unsur biologi seperti komponen DNA, virus dan enzim, dll yang belum terdeteksi lewat pengecekan dari  aplikasi dan database yang ada di web GeneBank untuk menambah kepustakaan gen dunia.




Sumber Referensi :

4.     jurnal.uai.ac.id/index.php/SST/article/download/84/80

Tidak ada komentar:

Posting Komentar